Rabu, 20 Juli 2011

صحيح البخاري للإمام أبي عبد الله محمد بن إسماعيل البخاري

كتاب بدء الوحي.
1 - باب: كيف كان بدء الوحي إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم.
وقول الله جل ذكره: {إنا أوحينا إليك كما أوحينا إلى نوح والنبيين من بعده} /النساء
1 - حدثنا الحميدي عبد الله بن الزبير قال: حدثنا سفيان قال: حدثنا يحيى بن سعيد الأنصاري قال: أخبرني محمد بن إبراهيم التيمي: أنه سمع علقمة بن وقاص الليثي يقول: سمعت عمر بن الخطاب رضي الله عنه علىالمنبر قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرىء ما نوى، فمن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها، أو إلى امرأة ينكحها، فهجرته إلى ما هاجر إليه.
.
2 - حدثنا عبد الله بن يوسف قال: أخبرنا مالك، عن هشام بن عروة، عن أبيه، عن عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها: أن الحارث بن هشام رضي الله عنه سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله، كيف يأتيك الوحي؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (أحيانا يأتيني مثل صلصلة الجرس، وهو أشده علي، فيفصم عني وقد وعيت عنه ما قال، وأحيانا يتمثل لي الملك رجلا، فيكلمني فأعي ما يقول).
قالت عائشة رضي الله عنها: ولقد رأيته ينزل عليه الوحي في اليوم الشديد البرد، فيفصم عنه وإن جبينه ليتفصد عرقا.

3 - حدثنا يحيى بن بكير قال: حدثنا الليث عن عقيل، عن ابن شهاب، عن عروة بن الزبير، عن عائشة أم المؤمنين أنها قالت: أول ما بدىء به رسول الله صلى الله عليه وسلم من الوحي الرؤيا الصالحة في النوم، فكان لا يرى رؤيا إلا جاءت مثل فلق الصبح، ثم حبب إليه الخلاء، وكان يخلو بغار حراء، فيتحنث فيه - وهو التعبد - الليالي ذوات العدد قبل أن ينزع إلى أهله، ويتزود لذلك، ثم يرجع إلى خديجة فيتزود لمثلها، حتى جاءه الحق وهو في غار حراء، فجاءه الملك فقال: اقرأ، قال: (ما أنا بقارىء). قال: (فأخذني فغطني حتى بلغ مني الجهد، ثم أرسلني فقال: اقرأ، قلت ما أنا بقارىء، فأخذني فغطني الثانية حتى بلغ مني الجهد، ثم أرسلني فقال: اقرأ، فقلت: ما أنا بقارىء، فأخذني فغطني الثالثة، ثم أرسلني فقال: {اقرأ باسم ربك الذي خلق. خلق الإنسان من علق. اقرأ وربك الأكرم}). فرجع بها رسول الله صلى الله عليه وسلم يرجف فؤاده، فدخل على خديجة بنت خويلد رضي الله عنها فقال: (زملوني زملوني). فزملوه حتى ذهب عنه الروع، فقال لخديجة وأخبرها الخبر: (لقد خشيت على نفسي). فقالت خديجة: كلا والله ما يخزيك الله أبدا، إنك لتصل الرحم، وتحمل الكل، وتكسب المعدوم، وتقري الضيف، وتعين على نوائب الحق.

Biografi Ustadz Yusuf Mansyur

Yusuf Mansyur
Laki-Laki
Islam
Jakarta, 19 Desember 1976
Ustadz Yusuf Mansyur dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang.

Ustadz Yusuf lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah dan sangat dimanja orang tuanya. Lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor.

Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustadz Yusuf merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf kembali masuk bui pada 1998.

Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Selepas dari penjara, Ustadz Yusuf berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustadz Yusuf berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah.

Hidup Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.

Ustadz Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata.

Karier Ustadz Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga.



Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah nyata.

Ustadz Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008.

Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati.

Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustadz Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.

Ustadz Yusuf menikah dengan Siti Maemunah dan telah dikaruniai tiga orang anak.

H Muhammad Arifin Ilham

Ular Bawa Berkah Bagi Ustadz Arifin Ilham

Dalamnya laut bisa diukur, tapi nasib orang siapa yang tahu. Itulah yang dialami KH Arifin Ilham, 34 tahun. Sebagaimana pemuda pada umumnya, ia pun belum tahu akan bekerja di mana dan menjadi apa setelah lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nasional (Fisipol Unas) Jakarta.

Ternyata, lewat proses gigitan ular, Allah SWT menjadikan anak muda ini memimpin majelis zikir yang jamaahnya kini mencapai ribuan dari segala status. Memimpin majelis zikir, menurutnya, merupakan sesuatu yang tak pernah terbayangkan ketika ia menjadi mahasiswa, meskipun ia pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Darun Najah (Jakarta Selatan) dan Pondok Pesantren As-Syafi'iyah (Jakarta Timur).

Alkisah, pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 8 Juni 1969, ini termasuk seorang penyayang binatang. Di rumah ibu angkatnya di Jakarta, ia banyak memelihara binatamg, antara lain burung hantu, kera, dan ayam kate.

Awal April 1997, ia diberi seekor ular hasil tangkapan warga kampung yang ditemukan di semak belukar. Karena kurang hati-hati Arifin digigit binatang melata ini. Namun, ia tidak menyadari kalau dirinya keracunan. Sewaktu dalam perjalanan dengan mengendari mobil, ia pun merasakan sesuatu yang tidak biasa, tubuhnya terasa panas, meradang, dan membiru.

Melihat keadaan Arifin yang demikian, ibu angkatnya Ny Cut mengambil alih kemudi, menuju rumah sakit terdekat. Namun, beberapa rumah sakit menolak dengan alasan peralatan medis yang tidak memadai. Bahkan sejumlah dokter di beberapa rumah sakit tersebut memvonis, umur Arifin tinggal satu persen. Karena sulitnya mendapatkan pertolongan selama 11 jam, keadaan Arifin makin gawat.

Detak jantungnya melemah. Melihat kondisi anak angkatnya yang makin parah, Ny Cut mencoba mendatangi RS Saint Carolus (Jakarta Pusat). Alhmadulilah pihak rumah sakit menerimanya. Arifin langsung ditempatkan di ruang ICU. Infus pun dipasang di tubuhnya. Untuk membantu tugas paru-paru, jantung, dan hatinya yang telah sangat lemah, dokter memasukkan beberapa batang selang ke mulutnya.

Dengan pertolongan Allah, setelah satu bulan lima hari pihak rumah sakit menyatakan ia telah melewati masa kritis dan memasuki masa penyembuhan. Walaupun kondisinya telah jauh lebih baik, Arifin mengalami perubahan pada suaranya. Menurut analisa dokter, hal ini disebabkan oleh pemasangan beberapa selang sekaligus dalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama.

Tapi tidak ada yang mengetahui rencana Allah, justru dengan suaranya itu, Arifin menjadi lebih mudah dikenal para jamaah hanya dengan mendengar suaranya. Seperti diceritakan Arifin, selama masa kritis, ia mendapatkan pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Di alam bawah sadarnya ia merasa berada di sebuah kampung yang sangat sunyi dan sepi.

Setelah berjalan-jalan sekeliling kampung, ditemuinya sebuah masjid, yang kemudian dimasukinya. Di dalam masjid ternyata sudah menunggu tiga shaf jamaah dengan mengenakan pakaian putih. Salah satu jamaah kemudian memintanya memimpin mereka berzikir, mengingat Allah SWT.

Keesokan harinya ia kembali bermimpi. Hanya saja sedikit berbeda. Kali ini ia merasa berada di tengah kampung yang penduduknya berlarian ketakutan karena kedatangan beberapa orang yang dianggap sebagai jelmaan setan. Melihat kehadirannya, para penduduk pun berteriak dan meminta dirinya menjadi penolong mereka mengusir setan-setan tersebut.

Hari berikutnya ia kembali bermimpi. Kali ini ia diminta oleh seorang bapak untuk mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar permintaan bapak tersebut, Arifin bergegas, tapi Allah berkehendak lain. Istrinya ternyata telah meninggal sebelum sempat ditolong Arifin. Berbekal pengalaman-pengalaman gaib yang ia alami, Arifin pun memantapkan hatinya untuk menjadi pengingat manusia agar tidak lupa berzikir.

Banyak kegiatan yang dilakukannya. Salah satu yang paling berkesan adalah memimpin zikir untuk para narapidana di Cipinang. Menurut Arifin, kegiatan ini memberikan dampak yang sangat dalam sehingga banyak di antara narapidana tidak sanggup membendung air matanya, menyesali dosa-dosanya.

Meskipun banyak hujatan, Arifin juga telah melakukan zikir di LP Nusakambangan, yang antara lain juga diikuti oleh Tommy Suharto. Tahun 1998, Arifin mengisi ceramah di sebuah rumah di kawasan Condet, Jakarta Timur. Di sinilah ia bertemu dengan Wahyuniati Al-Waly, seorang muslimah yang taat, yang kemudian menjadi pendampingnya.

Tidak berapa lama setelah pertemuan itu, ia bermimpin di depan Ka'bah dengan Yuni berdiri disampingnya dengan menggunakan baju putih bersih. Dengan penasaran, pagi harinya ia menelpon Abah (panggilan Arifin untuk ayahnya), menanyakan perihal mimpinya. Abahnya mengartikan bahwa Yuni adalah jodoh yang diberikan Allah kepadanya. Maka keduanya pun naik ke pelaminan pada 28 April 1998.

Yuni yang ternyata adik kelasnya di Fisipol Unas menilai sosok suaminya sebagai seorang yang baik, romantis, penyayang, pintar, dan kuat landasan agamanya. Ketika ditanya jadual acaranya yang demikian padat, Arifin dengan merendah menyatakan, Alhamdulillah hingga kini ia masih diberikan kesempatan untuk selalu shalat tahajud tiap pukul tiga pagi hingga subuh.

Sekalipun ia tidur hanya sekitar tiga jam, tapi saat berada di kendaraan menuju tempat acara zikir ia menyempatkan diri untuk tidur di mobil. Menurut Arifin, acaranya sudah terisi hingga akhir Agustus mendatang. Ada satu hal yang dipegang oleh dai kelahiran Banjarmasih ini, yakni memegang janji.

Karenanya, tiga kali ia terpaksa menolak permintaan Sekretariat Negara agar berdakwah bersama Presiden Megawati. ''Saya tidak mau kecewakan masyarakat yang telah jauh hari menunggu-nunggu kedatangan saya,'' ujarnya. Arifin mengaku, menjelang pemilu 2004 ini sudah ada parpol yang memintanya agar ia berkampanye untuk partai tersebut. Bahkan ada dari partai besar, yang menjamin bahwa ia nantinya paling sedikit akan menjadi anggota DPR.

''Tapi, saya ingin sebagai rantai (tali) tasbih, yang dapat menampung semua umat,'' ujar dai yang tinggal di Depok sejak 1999 ini. Sikapnya untuk selalu menjadi 'rantai tasbih' itu ternyata 'berbuah manis'. Setiap acara zikir yang dipimpinnya selalu dipadati jamaah dari berbagai kalangan dan status. Minimal, pemandangan ini tampak ketika ia memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa di Perumahan Mampang Indah II, Depok, Ahad (4/5) lalu.



Sejak pukul 06.00 pagi, masjid yang hanya bisa menampung 500 orang itu sudah dipadati jamaah. Mereka yang hadir belakangan lalu ditampung di tenda-tenda sekitar masjid. Menjelang pukul 08.00, yang tampak adalah lautan manusia berwarna putih warna kopiah dan busana sebagian besar jamaah. Tepat pukul delapan, Arifin datang dan langsung menuju panggung di depan masjid.

Ia didampingi Presiden Partai Keadilan Dr Hidayat Nurwahid, mantan KASAD Jenderal (Purn) Harsono, Habib Abdurahman Semith yang datang bersama belasan kyai dari Semarang, ketua Jamiatul Muslimin Indonesia Habib Husein Alhabsji, dan sejumlah ulama lainnya. Berikutnya, selama dua jam, ribuan jamaah Majelis Zikir Az-Zikra, nama yang diberikan Arifin untuk majelisnya, hanyut dan histeris dalam ritual zikir.

Begitu syahdunya acara zikir ini, tidak peduli pengusaha, artis, sutradara, dan berbagai profesi yang datang ke acara itu dari berbagai tempat di Tanah Air, meneteskan air mata. Bahkan banyak yang terisak-isak. Arifin sendiri terus menyeka air matanya yang terus menerus mengalir dengan dua saputangan yang dibawanya.

Namun, menurut Arifin, tangis bukan termasuk ritual zikir. Zikir pun, katanya, tidak juga sekadar duduk dan memanjatkan puja-puji kepada Allah SWT. ''Yang terpenting dari zikir adalah, di dalam hati harus selalu ingat dan merasakan kehadiran Allah SWT,'' jelas ayah dua anak ini. Arifin membagi zikir meliputi empat hal.

Pertama, zikir hati senantiasa mengingat Allah dalam hati. Kedua, zikir akal, yang berarti mampu menangkap bahasa Allah dalam gerak alam semesta. Ketiga, zikir lisan, yang berupa ucapan asma Allah terjemahan dari kata hati. Keempat, zikir amal yang merupakan aplikasi takwa. Sedangkan anjurannya agar para jamaah zikirnya berbusana putih-putih, Arifin mengemukakan filosofinya. Putih, kata alumnus Fiskipol Unas ini, adalah warna yang melambangkan kesucian dan warna yang sangat disukai Rasulullah SAW.alwi shahab/dokumentasi republika/Mei 2003

Biodata

Nama : H Muhammad Arifin Ilham
Kelharian : Banjarmasin, 8 Juni 1969
Pendidikan : - Ponpes Daarul Najah (1983-1987) - Ponpes Asyafi'iyah (1987 - 1989) - Fisipol Unas Pengalaman
Organisasi: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Prestasi : - Juara Lomba Pidato Bahasa Inggris ASEAN - Juara bulutangkis antar-Ponpes se Jabotabek
Istri : Wahyuniati Al-Waly (28 tahun)

Profile Ustadz. H. Jefri Al Bukhori

Profile Ustadz Jefri Al-Bukhori
13/07/2007

UJE Lahir di Budi Rahayu, 12 April 1973. Ust H. Jefri anak ke 3 dari 5 bersaudara yang ayahnya bernama Alm. H. Ismail Modal dan umminya bernama Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana. Ust Jefri memiliki kakak yang pertama Alm. Ust. H. Abdullah Riyad, kakak kedua Ust. H. Aswan Faisal, adik yang keempat H. Decky Fajar dan yang kelima Ustz Hj. Nona. Ust Jefri menikah dengan Pipik Dian Irawati pada 7 September 1999 dan mempunyai dua anak yang bernama Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari, Ayla Azuhro dan Ataya Bilal Rizqullah.


Ketika masa kecilnya UJE sama seperti anak-anak kecil lainnya, diberikan anugerah Allah SWT kemudahan dalam mempelajari dan membaca Al-Quran. Hal ini berkat kerja keras dan bimbingan orang tuanya dalam mendidik anak-anak agar menjadi soleh dan solehah. Hal ini terbukti pada saat UJE duduk di bangku sekolah kelas 3-5 SD meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) sampai tingkat provinsi UJE tamat SD, lalu bersama kedua kakaknya mengikuti Pesantren Modern di Daar el Qolam Gintung, Balaraja Tanggerang selama 4 tahun.

UJE mempunyai dua sisi kepribadiannya pada waktu dulu. Pertama, Uje pada masa sekolah mengikuti kegiatan rohis atau mengikuti pengajian, Kedua UJE terbawa arus dengan teman-teman pemakai narkoba juga senang DUGEM. sampai-sampai UJE juga mengikuti pengajian ngeboat bareng bersama teman sekolahnya di kantin. Pada tahun 1991 UJE pernah menjadi dancer di salah satu club. Setelah bertemu salah satu orang yang tak dikenal mengajak UJE untuk bermain sinteron dan akhirnya mendapatkan prestasi terbaik menjadi aktor dalam sinteron Sayap Patah di TVRI.

Hal yang menyadarkan UJE dari kehidupan semu, ketika UJE diajak umroh beserta ibunda juga bersama kakaknya untuk bertobat dan pada akhirnya setelah bersandar di Ka’bah dan membentur-benturkan kepalanya sampai UJE menangis, meminta ampun kepada Allah SWT supaya bisa di ampuni dosa-dosanya yang selama ini dilakukan. berawal dari usaha pertobatan, UJE sempat mendapatkan amanah dari kakak tertuanya alm. Ust. H. Abdullah Riyad, untuk melanjutkan Dakwah kakaknya di Jakarta, karena alm Ust. H. Abdullah Riyad mendapatkan kepercayaan dari MUIS (Majlis Ugame Islam Singapura) untuk menjadi Imam besar di Masjid Haji Mohammad Soleh, bersebelahan dengan Maqam Habib Nuh Al Habsyi, Palmer Road, Singapura. Dari situlah UJE mulai berdakwah lewat majelis taklim, mushola, mesjid dan perlahan-lahan bisa seperti sekarang ini, dikenal oleh masyrakat banyak dikagumi oleh seluruh kalangan.

Dari proses yang sangat sulit, UJE akhirnya bisa berubah secara perlahan atas dukungan, kesabaran, ketabahan dari orang-orang disekelilingnya yang selalu mendampinginya. Selain itu hidayah Allah SWT. serta bimbinganNya, UJE bisa merasa tenang dalam kehidupannya untuk mulai mencintai Allah SWT, Rasulullah SAW, Orang Tua dan mencintai sesamanya.

KATA MUTIARA PENYEJUK JIWA

Kata Mutiara 1
Hiasilah tidur u dg tetesan air wudhu,slimuti diri dg kalimat syahadat,
lelapkan mata dg alunan dzikrullah, awali tidur dg sepotong doa..
moga mimpi indah :)


Kata Mutiara 2
pada saat kamu dilahirkan, kamu menangis dan dunia tertawa. Isilah hidupmu dengan kebenaran, shngga pada saat kamu mati,kamu tertawa dan dunia mnangis

Kata Mutiara 3
Dunia ini umpama lautan yg luas. Kita adalah kapal yg belayar dilautan telah ramai kapal karam di dalamnya. Andai muatan kita adalah iman, dan layarnya takwa, niscaya kita akan selamat dari tersesat di lautan hidup ini.

Kata Mutiara 4
Janganlah berputus asa. Tetapi kalau anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.

Kata Mutiara 5
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

Kata Mutiara 6
Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

Kata Mutiara 7
Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

Kata Mutiara 8
Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi.

Kata Mutiara 9
Jadikan dirimu bagai pohon yang rendang di mana insan dapat berteduh. Jangan seperti pohon kering tempat sang pungguk melepas rindu dan hanya layak dibuat kayu api.

Kata Mutiara 10
Dalam hidup,terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahawa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.



Kata Mutiara 11
Seseorang manusia harus cukup rendah hati untuk mengakui kesilapannya ,cukup bijak untuk mengambil manfaat daripada kegagalannya dan cukup berani untuk membetulkan kesilapannya


Kata Mutiara 12
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

Kata mutiara 13
Gunakan waktu sedetik untuk beribu kemanfaatan.

kata mutiara 14
selagi masih hidup ukirlah sesuatu yang berharga buat mu.

kata mutiara 15
hiasi lah bibirmu dengan lipstik kejujuran dan dandanilah wajahmu dengan keanggunan dari kesabaran.

kata mutiara 16
jalani apanyang terbaik untuk dirimu sendiri sebab yang akan datang semua itu ada di tangan mu sendiri.

kata mutiara 17
fastabiqul khoirot, selagi nyawa masih melekat pada dirimu torehkan pena manismu dengan sejuta asa dan juang, dan sejarah akan mencatatnya.

kata mutioara 18
bila mimpi indah tidak bisa menjadi kenyataan bukan berarti harapan tak dapat di raih. cobaan akan terus berganti dan kebahagiaan tak pernah abadi, hanya dengan kesabaran dan do'a, ketabahan, kebahagiaan akan selalu menghampiri.

Sebuah Biografi K.H. Zainuddin M.Z Mengenang Dai Sejuta Ummat.

K.H. Zainuddin M.Z. adalah seorang da’i kondang di Indonesia. Ia memiliki nama lengkap K.H. Zainuddin Muhammad Zein (M.Z.) lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1951. Anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi asli ini sejak kecil memang sudah nampak mahir berpidato. Bakatnya ini terbawa sampai ia dewasa hingga ia dikenal dengan julukan “da’i sejuta umat” karena da’wahnya yang dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. K.H. Zainuddin M.Z. menempuh pendidikan tinggi di IAIN Sarif Hidayatullah dan berhasil mendapatkan gelar doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia.




Biografi K.H. Zainuddin M.Z. dari Google Biografi
Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.
Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu ummat, maka tak salah kalau pers menjulukinya ‘Da’i Berjuta Umat’. Suami Hj. Kholilah ini semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok Nusantara, tapi juga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, da’i yang punya hobi mendengarkan lagu-lagu dangdut ini mulai dilirik oleh beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah yang disebut ‘Nada dan Da’wah.


K.H. Zainuddin M.Z. saat berceramah
Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain da’i juga sebagai politikus. Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku lama nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU.
Sebelum masuk DPP, dia sudah menjadi pengurus aktif PPP, yakni menjadi anggota dewan penasihat DPW DKI Jakarta. Lebih jauh lagi, berkat kelihaiannya mengomunikasikan ajaran agama dengan gaya tutur yang luwes, sederhana, dan dibumbui humor segar, partai yang merupakan fusi beberapa partai Islam itu jauh-jauh hari (sejak Pemilu 1977) sudah memanfaatkannya sebagai vote-getter.Bersama Raja Dangdut H Rhoma Irama, K.H. Zainudiin M.Z. berkeliling berbagai wilayah mengampanyekan partai yang saat itu bergambar Ka’bah -sebelum berganti gambar bintang. Hasil yang diperoleh sangat signifikan dan mempengaruhi dominasi Golkar. Tak ayal, kondisi itu membuat penguasa Orde Baru waswas.Totalitas K.H. Zainuddin M.Z. untuk PPP bisa dirunut dari latar belakangnya. Pertama, secara kultural dia warga nahdliyin, atau menjadi bagian dari keluarga besar NU. Dengan posisinya tersebut, dia ingin memperjuangkan NU yang saat itu menjadi bagian dari fusi PPP yang dipaksakan Orde Baru pada 5 Januari 1971. Untuk diketahui, ormas lain yang menjadi bagian fusi itu, antara lain, Muslimin Indonesia (MI), Perti, dan PSII.
Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Pada 20 Januari 2002 K.H. Zainudiin M.Z. bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai tahun 2006.
Saat ini KH. Zainuddin MZ telah kembali fokus untuk menebarkan dakwah dan kembali berada ditengah-tengah umat.
Namun pada tahun 2010, nama KH. Zainuddin MZ dicoreng oleh kasus pengakuan seorang gadis bahwa dirinya diperkosa oleh KH. Zainuddin MZ. Kasus ini masih dalam penyelidikan.

la tahzan

sebuah pencapian yg besar menghasilkan kesuksesan yg indah,
tiadalah sudah waktu qt bercanda dan bergumam dalam sandiwara,kehilangan seorang teman bkn berati dia telah tiada,
tapi tiada lagi canda tawamu dalam tatap wjahku,
saatnya qt beradaptasi dg tmen bru,pengaja baru,,,,,,
mungkin tak seindah sekarang q temukan pengalman yng menakjubkan dalam pencapaian hidup yg lebih menantang...................

Jumat, 15 Juli 2011

Sahabat Hikmah...

Ketahuilah bahwa cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan, sedangkan zuhud terhadap dunia merupakan maqom yang mulia. Zuhud adalah memalingkan diri dari sesuatu yang disukai demi untuk sesuatu yang lebih baik dan lebih dicintai. Zuhud merupakan buah dari kalimat syahadat LAA ILAAHA ILLALLAAH. Bahwa tidak ada yang dijadikan ILAAH (Sesuatu yang DICINTAI, DITAKUTI dan DIHARAPKAN) kecuali HANYA Allah.

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS Al Baqarah:165)




Hakikat Dunia
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:
أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 686)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, sambil memegang pundak iparnya ini:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)

Suatu ketika Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas selembar tikar. Ketika bangkit dari tidurnya tikar tersebut meninggalkan bekas pada tubuh beliau. Berkatalah para shahabat yang menyaksikan hal itu, “Wahai Rasulullah, seandainya boleh kami siapkan untukmu kasur yang empuk!” Beliau menjawab:
مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi)

Bukanlah yang disebut Zuhud itu meninggalkan harta, tetapi yang disebut zuhud itu meninggalkan dunia karena tahu kerusakannya dan berpaling pada akhirat yang kekal.
Firman Allah SWT:
“Apa-apa yang di sisimu akan sirna, dan apa yang disisi ALLAH akan kekal” (QS An-Nahl 16/96).

Berkata al-Fudhail: "Allah menciptakan keburukan dalam satu rumah dan menjadikan cinta dunia sebagai kuncinya, dan ALLAH menciptakan kebaikan dalam satu rumah dan menjadikan Zuhud sebagai kuncinya."

Bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam zuhud.
Zuhud akan sangat nyata bila dilakukan oleh orang yang kaya, orang miskin akan zuhud dari apa? Sedangkan Allah tidak banyak memberikan kekayaan? Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai suri tauladan manusia, beliau adalah orang kaya yang zuhud. Sebelum menjadi Rasul beliau seorang pedagang yang sukses, beliau menikahi Siti Khodijah RA dengan mahar 100 ekor unta. Beliau memiliki unta terbaik dan kuda tercepat (berapa harga kuda tercepat sekarang ini? atau kendaraan tercepat?). Dan setelah menjadi kepala negara sebenarnya beliau lebih kaya lagi. Tetapi karena beliau sebagai kepala negara adalah pemimpin dan pelayan, beliau tidak akan makan sebelum rakyatnya makan, dan berusaha tidak lebih enak keadaannya dari rakyatnya.

Dalam hadits disebutkan:
“Tidaklah beriman seseorang bila ia dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan”.(Al-Adabul Mufrad no 112, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani).

Lalu apakah juga dikatakan beriman bila seorang PENGUASA kenyang, sementara RAKYATNYA kelaparan? Inilah yang dilakukan Rasulullah dalam hidupnya:
1. Zuhud terhadap makanan, dalam hadits Nabi SAW disebutkan kata A’isyah ra kepada keponakannya ‘Urwah: “Telah berlalu atas kami bulan baru, bulan baru, bulan baru (3 bulan) sementara tidak pernah menyala api di dapur rumah Nabi SAW dan keluarganya, maka ditanyakan oleh ‘Urwah: Wahai bibinda maka dengan apa kalian makan? Dijawab: Dengan air dan kurma.” (HR Bukhari 8/121 dan Muslim 8/217)
2. Zuhud terhadap pakaian, diriwayatkan dari Abi Bardah: “Telah keluar A’isyah ra pada kami membawa sehelai selendang kasar dan selembar kain keras sambil berkata: Telah dibungkus jasad Nabi SAW dengan kain seperti ini.” (HR Bukhari 7/195, Muslim 6/145, Abu Daud 4036 dan Turmudzi 1733) Dan berkata Al-Hasan ra: Umar ra pernah berkhutbah saat ia menjabat presiden sementara di bajunya aku hitung ada 12 bekas jahitan.
3. Zuhud terhadap tempat tinggal, dalam hadits disebutkan: “Seorang muslim diberi pahala dari semua harta yang dinafkahkannya, kecuali dari apa yang dibuatnya dari tanah ini (bangunan).” (HR Ibnu Maajah 4163), berkata al-Hasan ra: "Aku jika memasuki rumah Nabi SAW, maka kepalaku menyentuh atap daun kurmanya."
4. Zuhud dalam alat rumah tangga, dalam hadits disebutkan kata Umar ra: “Saya masuk ke dalam rumah Nabi SAW, sedang ia bertelekan pada sebuah tikar kasar sehingga berbekas pada tubuhnya, maka aku melihat pada perabotannya hanya kulihat segenggam tepung sebanyak 1 sha’.” (HR Bukhari 7/38, Muslim 4/189, 191)
Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah menangis melihat kesahajaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai beliau hanya tidur di atas selembar tikar tanpa dialasi apapun. Umar radhiyallahu ‘anhu berkata:
فَرَأَيْتُ أَثَرَ الْحَصِيْرِ فِي جَنْبِهِ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ: مَا يُبْكِيْكَ؟ فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ كِسْرَى وَقَيْصَرَ فِيْمَا هُمَا فِيْهِ وَأَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ. فَقَالَ: أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا اْلآخِرَةُ؟
Aku melihat bekas tikar di lambung/rusuk beliau, maka aku pun menangis, hingga mengundang tanya beliau, “Apa yang membuatmu menangis?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, sungguh Kisra (raja Persia, –pent.) dan Kaisar (raja Romawi –pent.) berada dalam kemegahannya, sementara engkau adalah utusan Allah.” Beliau menjawab, “Tidakkah engkau ridha mereka mendapatkan dunia sedangkan kita mendapatkan akhirat?” (HR. Al-Bukhari no. 4913 dan Muslim no. 3676)

Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, "Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia." Rasulullah Saw menjawab, "Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia." (HR. Ibnu Majah).

Jadi dalam kehidupan ini, yang kita utamakan adalah mengupayakan segala sesuatunya untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat, kebutuhan di dunia ini juga penting sehingga jangan dilupakan (sekedarnya saja)

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Al Qashash : 77)

ZUHUD YANG TERBAIK
Menurut Ibnul Mubarak adalah yang menyembunyikan kezuhudannya dari manusia, ciri-cirinya adalah:
1. Ia tidak merasa senang dengan adanya sesuatu dan tidak merasa sedih dengan ketiadaannya, sebagaimana firman ALLAH SWT: “Agar engkau tidak berputus asa atas apa yang hilang darimu dan merasa senang dengan apa yang ada padamu.” (QS al-Hadiid 23) Dan inilah zuhud dalam harta.
2. Sama baginya dicela atau dipuji, ini merupakan tanda zuhud terhadap kedudukan.
3. Sangat dekat ia dengan ALLAH, dan hatinya dikuasai kelezatan taat pada ALLAH SWT.

Ketahuilah bahwa antara cinta pada ALLAH dengan cinta pada dunia sebagaimana air dengan udara dalam sebuah bejana, jika air masuk maka udara akan keluar dari bejana itu sebanyak air yang masuk, maka ada bejana yang dipenuhi air, 2/3 nya, 1/2 nya, dan seterusnya sampai ada yang kosong sama sekali dari air. Maka dimanakah letak hatimu ?!

Sesungguhnya banyak diantara kita yang berusaha zuhud dengan sebenar-benarnya. Ia berusaha meninggalkan segala harta bendanya. Namun ternyata hal itu hanya terbatas pada sisi lahiriahnya saja. Sedangkan batinnya masih ada sisi untuk tetap menyintai isi dunia tersebut. Lahiriahnya menghindari harta kekayaan (tidak begitu memburu harta benda) namun hatinya tetap saja sibuk memikirkannya. Pikirannya tenggelam dalam pergulatan dan penderitaan yang sangat payah. Padahal yang dimaksud zuhud ialah harus menyeluruh, yaitu bersikap acuh tak acuh terhadap harta dan batinnya sama sekali tak tertarik terhadap kekayaan.

Orang yang benar-benar bisa mencapai amalan zuhud sudah tertanam keyakinan dihatinya yang seyakin-yakinnya bahwa surga itu dipersiapkan untuk orang-orang yang tidak menganggap kemuliaan dunia dan segala sesuatu isi dunia (harta benda) yang sebentar saja rusak. Keyakinan yang demikian ini dianggapnya sebagai syarat untuk mendapatkan syurga kelak diakhirat. Firman Allah :

“Aku jadikan surga itu, untuk orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian (kesombongan) dan kerusakan di muka bumi ini”. (QS Al Qashash :83)

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)

Maka jelaslah bagimu wahai saudaraku, uraian diatas baik firman Allah maupun yang lainnya adalah suatu isyarat agar kita bisa mengekang keinginan-keinginan yang berlebihan terhadap harta kekayaan. Sebab itulah urusan dan perkara keinginan ini penting sekali untuk dibicarakan agar kita mampu mengendalikan nafsu kita sendiri.

Marilah kita membiasakan hidup untuk mencari harta atau rejeki dengan keridhoan Allah dan jangan mengharapkan yang berlebihan. Harapan kita hanyalah sekedar sesuai takaran yang dibagikan Allah kepada kita. Kemudian jika kita mendapatkan rejeki, hendaknya suka membagi-bagikan kepada orang lain yang membutuhkannya. Sedekah adalah jalan utama dalam hidup ini. Jika kita sudah terbiasa hidup yang demikian itu dalam menjalankan ibadah, insya Allah Tuhan akan memberikan taufiq dan karunianya kepada kita. Yaitu kita akan mampu menghalau keinginan dan khayalan dalam hati tentang harta kekayaan dan kemewahan dunia. Pada akhirnya kita akan mendapatkan ketenangan hati dan ketenangan raga, sehingga bisa berkonsentrasi menunaikan ibadah dengan baik.

Agar engkau tergerak untuk memberikan sedekah dari harta/rejeki yang kau dapatkan serta tidak mengharapkan rejeki berlebih-lebihan dari Allah, maka hendaknya engkau senantiasa ingat bahwa harta dan isi dunia itu terdapat cela dan membahayakan, juga tidak akan dibawa mati.

Wallahu a'lam bishsowab

Sabtu, 09 Juli 2011

Menikah Adalah Pencapaian Hidup Terbesar!!

Kalau di umur-umur 27 - 28 tahun saya terganggu dengan pertanyaan ‘Kapan nikah?’ sampai-sampai rasanya pengen nikah HANYA supaya nggak bolak-balik diteror pertanyaan kayak begitu, di umur lewat 30 tahun seperti sekarang, saya justru bertanya-tanya… kenapa ya orang demen banget nanya ‘Kapan nikah?’

(Lagian emang udah jarang juga sih yang nanya gitu, hopeless kali ya mereka. Hihi. Kecuali orang-orang yang memang jarang ketemu.)

Memang sih, itu bisa dikategorikan pertanyaan basa-basi doang, nggak perlu dipikirin sampai jadi susah-makan-susah-tidur-susah-hidup, tapi… teteub lho, saya nggak bisa melepaskan pikiran dari pertanyaan ini.




Kenapa coba nggak lebih sering nanya-nanya yang berhubungan dengan let’s say hobi, gitu. Atau prestasi, baik akademis atau non akademis. Tsaaaaah.

Anyway, yes, beberapa waktu yang lalu saya sempat sok bereuni dengan beberapa teman perempuan. Dan coba tebak, pertanyaan kedua (atau ketiga) setelah ‘apa kabar?’ dan ‘ke mana aja?’ apaa?

Yes, ‘Udah nikah?’. Sungguh oh ketebak. :)

Eh bentar, sekarang saya jadi mikir, yang banyak banget nanya begitu perempuan lho! Kenapa ya? Apa di benak kebanyakan perempuan itu (ternyata) isinya nikah-menikah? hadeuh, pasti gara-gara keracunan cerita Disney’s Princesses yang ‘live happily ever after’.

Dan saya pun protes sambil cengar-cengir : ‘Mbok ya sekali-sekali kalau nanya nggak berhubungan dengan nikah menikah dong. Gue jawabannya mana pernah berubah, bosen jawabnya; masa lu nggak bosen nanyanya?”

Kawan-kawan saya tertawa. Eh tapi kekeuh lho, mereka masih nanya tentang nikah-menikah.

“Kok belum nikah aja sih?”

Duh, asli ini pertanyaan yang sama sekali nggak bisa saya jawab, habis mau bentuk jawaban kayak apa juga, jadinya panjang.

“Ya belum aja.” dan ini jawaban standar saya. Jawaban yang sebenarnya nggak menjawab juga.

Cuma ada satu reaksi kawan saya yang membuat saya tertarik, katanya “Aduh, percuma deh perempuan karir tinggi-tinggi, sekolah tinggi-tinggi, tapi nggak menikah. Hidup itu nggak sempurna kalau belum menikah dan punya anak, ayo dong cepetan.”

AHA! Dari situ saya mendadak iseng berkata,”Kalo jadi perempuan mendingan karir tinggi, sekolah tinggi dan nggak menikah, atau mendingan biasa-biasa aja tapi menikah?”

Seperti biasa, mereka menjawab dengan jawaban yang nggak ada di pilihan “Kalo jadi perempuan mending karir tinggi, sekolah tinggi dan menikah. Itu keren banget. Super women!”

Saya protes dan saya suruh mereka memilih dari pilihan yang saya berikan, mostly menjawab, mending biasa-biasa aja, tapi menikah.

Alasannya? Ya itu tadi, hidup (seorang perempaun) itu sempurna kalau menikah. Dan beranak.

Entah kenapa saya mendadak berpikir, apa mungkin bagi masyarakat menikah itu adalah pencapaian hidup terbesar? Kehidupan lu, wahai perempuan, biarpun lu udah sekolah sampai S2 -S3 dan S-S lainnya, biarpun lu udah melancong ke mana-mana, biarpun lu melakukan hal-hal yang nggak banyak orang mau lakukan, biar pun kerjaan lu keren, biar pun prestasi lu luar biasa —- kalau lu belum nikah ya belum sempurna.

Aduh, pengen deh, dianggap sebagai perempuan yang punya hidup yang sempurna.

Tau gitu kan saya nggak usah susah-susah bersimbah darah, keringat dan airmata (lebaay) sekolah tinggi-tinggi, melakukan pekerjaan dan aktivitas yang keren (haha), menerbitkan novel sampai nyaris sepuluh, buka butik-butikan, mengejar mimpi dan prestasi dan lain-lain. Lulus SMA tinggal nikah aja, dan beranak. Sempurnalah hidup saya sebagai perempuan.

Besok nikah dan beranak ah!

Yuk, mari, saya mau berburu calon suami-nya. Bentaran doang kok, kan orangnya nggak penting siapa, yang terpenting adalah status ‘menikah’-nya. Cuma itu kan yang bisa membuat seorang perempuan jadi sempurna?

Hihihi…